Usaha ditengah Pencemaran Lingkungan

Kebersihan Lingkungan menjadi faktor utama dalam membuka usaha, namun faktor tersebut tidaklah berlaku bagi Ibu Ati (35), yang telah membuka usaha warung sotonya selama 3 tahun. Beliau membuka usahanya ditengah-tengah lingkungan yang kurang sehat karena berdampingan dengan pemulung pengumpul barang bekas *red dan Dinas Kebersihan Jakarta Barat, Karena, aroma yang tidak sedap yang diakibatkan oleh truk-truk sampah yang kerap mangkal di situ, mengganggu pelanggan yang “mampir” ke tempat usahanya.

“Iya.. bau sampah disini, jadi ganggu yang makan”, ungkap Ibu yang mengaku belum dikaruniakan seorang anak. Namun menurutnya, karena sudah terbiasa dengan aroma tidak sedap itu, beliau tidak lagi mempermasalahkan hal ini. “Meskipun bau tidak sedap selalu menghinggapi, toh warungnya tidak pernah sepi pengunjung”, ungkapnya.

“Harapan saya supaya pemerintah tidak menggusur lapak saya, karena denger-denger begitu, Pemerintah harus peduli sama rakyat kecil”, unjarnya ketika kami bertanya mengenai harapan beliau kepada Pemerintah saat ini.

Beliaupun berpendapat tentang peran PMI dilingkungannya “Tentang PMI, menurut menurut saya bagus, suka menolong korban banjir, kecelakaan dll”,
Tentang kegiatan jurnalistik ini beliau berpendapat, “pelatihannya bagus, bisa buat pembelajaran,” komentar Ibu Ati.

Komentar

Surur Masuro mengatakan…
bagi yang membaca, harap maklum ya kalau banyak kekurangan dan kesalahan , coz, ru proses belajar taw...

Postingan populer dari blog ini

Gerakan Penghijauan bersama CV Mitra Bibit, sebagai bentuk pencegahan Global Warming

Persahabatan Ari dan Sapta

RINTIHAN SEPEDA TUA